Pernah nggak sih kamu membayangkan bahwa kita bisa dipenjara cuma karena pendapat pribadi yang disampaikan dengan damai? Sayangnya, ini benar bisa terjadi, dan ini yang menimpa Meliana baru-baru ini. 

Peristiwa ini bermula dari curhatnya di warung seorang tetangga perihal suara azan yang ia anggap terlalu keras pada 22 Juli 2016. Tapi curhatan itu menyebar luas dan menciptakan desas-desus bahwa Meliana adalah 'orang yang melarang azan'. 

Desas-desus itu sayangnya menciptakan kemarahan warga. Selang beberapa hari, pada 29 Juli 2016 Meliana dan empat anaknya diserang massa. Bahkan setelah itu terjadi perusakan rumah ibadah umat Buddha yang berujung pada tindak kriminal. 

Tak lama kemudian, terdesak tekanan massa yang kuat, Kejaksaan Negeri Tanjung Balai mengeluarkan surat perintah penahanan Meliana hingga vonis atas Pasal 156 subsidair Pasal 156a huruf (a) KUHP dijatuhkan. 

Meliana kini harus meringkuk selama 1,5 tahun dalam tahanan -- jauh dari keluarganya hanya karena menyampaikan pendapat. Kasus Meliana menambah panjang deret kasus-kasus serupa, di mana tuduhan menodai agama telah banyak digunakan untuk memenjarakan ekspresi, kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan mengatur bagaimana orang dapat beribadah di Indonesia. 

Amnesty International mengajak kamu untuk mendesak berbagai instansi pemerintah yang berwenang untuk mengusahakan pembebasan Meliana dan menghapus pasal-pasal pidana penodaan agama. Caranya gimana? 

Ayo bergabung bersama dalam Malam Solidaritas untuk Meliana dan Kemerdekaan Berekspresi.  

Acara akan berlangsung selama 2 jam di Taman Aspirasi, Monas.

Dresscode: baju putih.

Berikut event rundown-nya: