"Alpius itu murid saya. Kami harap suatu kelak Alpius bisa menjadi tokoh di kampung kami, tetapi malah putus di tengah jalan", Esau Tegege – guru Alpius Youw.

Alpius Youw (18) dan teman-temannya  – Yulianus Yeimo (17), Apinus Gobay (16), Simon Degei (17) – tewas ditembak oleh aparat keamanan tanggal 8 Desember 2014, di Paniai, Papua sebelum sempat meraih mimpi-mimpi mereka. 

Berawal ketika salah seorang remaja mengingatkan seorang tentara untuk menyalakan lampu kendaraan di tengah perayaan natal. Tentara itu tersinggung, lantas bersama rekannya 'menghukum' anak-anak itu. Yang dipukuli 11 orang, umurnya antara 10 sampai 16 tahun.  

Esok harinya, di sekitar markas tentara dan polisi, warga melakukan sebuah aksi damai tradisi mereka sebagai bentuk protes meminta klarifikasi. Di tengah-tengah itu semua, aparat yang terdiri atas polisi dan tentara mengarahkan pucuk senjata ke demonstran dan mulai menembaki mereka hingga 4 remaja tersebut tewas di tempat. 

Amnesty International Indonesia telah menginvestigasi insiden ini dan banyak kejadian serupa lainnya di Papua. Banyak dari kejadian ini menunjukkan terjadinya penyalahgunaan kekuasan oleh aparat keamanan terhadap warga sipil.

Kita semua perlu dan berhak untuk mengingatkan pemerintah dalam penyelesaian kasus-kasus ini supaya kejadian seperti ini tidak terus berulang.

Oleh karenanya, kami mengundang kamu untuk datang ke acara peluncuran laporan perdana kami untuk Papua pada tanggal 2 Juli di Hotel Alila. 

Program peluncuran ini akan terdiri dari serangkaian komponen acara, yakni: 

9.30 - 10.30 = Diplomatic briefing (hanya untuk tamu undangan dari berbagai kedutaan)

11:00 - 12:00 = Press conference untuk peluncuran laporan Papua (hanya untuk jurnalis)

12:00 - 14:00 = Makan siang, pameran foto Papua, photobooth SaPuMimpi

14:00 - 16:00 =  Talkshow Papua SaPuMimpi

16:00 - 17:00 = Afternoon Tea and Live Music  

Untuk keberlanjutan mimpi anak-anak Papua dan masa depan mereka. #SaPuMimpi.

Tim Amnesty International Indonesia