Serukan pada India untuk melindungi Pavitri dari perisakan saat ini juga
Pavitri Manjhi berani melawan. Ia merupakan bagian dari komunitas adat Adivasi yang diancam terusir dari tanahnya akibat pembangunan dua stasiun pembangkit listrik. Mereka terancam kehilangan tanah garapan dan sumber penghidupannya. Namun ia berani memimpin perlawanan menolak penggusuran itu.
Warga Desa mengatakan mereka dipaksa untuk menjual tanah mereka kepada kontraktor yang bekerja atas nama dua perusahaan swasta. Banyak yang belum dibayar penuh. Sebagai kepala dewan desa, Pavitri mengorganisir warga untuk mengumpulkan sekitar 100 dokumen gugatan. Untuk aksinya itu, sekarang ia menghadapi intimidasi.
Para preman lokal sering kali menekan dirinya agar menarik semua gugutan tersebut. Mereka mendatangi rumahnya dan mengancam: "Semua orang yang menolongmu membuat dokumen gugatan itu bukan orang lokal. Mereka tak akan bisa menyelamatkanmu dan kita akan membungkam mereka." Orang-orang tersebut kembali datang pada hari berikutnya untuk mengancam kembali. Pavitri melaporkan perisakan ini kepada polisi namun tidak ditanggapi serius.
Selama puluhan tahun, masyarakat adat Adivasi telah diusir dari tanah mereka dan hak-hak mereka dilanggar akibat pengembangan bisnis. Namun Pavitri tak bergeming. Ia bertekad untuk membantu komunitasnya melawan bisnis raksasa dan melindungi tanah leluhurnya.